The Worst Coral Death Strikes

25.10.10

Kabar buruk kembali dilaporkan mengenai kondisi terumbu karang dunia. Peneliti-peneliti di ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies melaporkan dalam beberapa bulan terakhir ini banyak terumbu karang yang menderita dan mati akibat bleaching di Samudera Hindia hingga Asia Tenggara.  Peristiwa tersebut merupakan kelanjutan bleaching yang terjadi sepanjang Seychelles hingga Sulawesi dan Filipina, termasuk Sri Langka, Burma, Thailand, Malaysia, Singapura, dan berbagai lokasi di barat dan timur Indonesia, bahkan mencapai kawasan Coral Triangle, yang merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di bumi. 

Dr. Andrew Baird dari ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies dan James Cook University mengatakan bahwa itu adalah peristiwa kerusakan terumbu karang terburuk yang pernah mereka lihat sejak tahun 1998.  Sejauh ini sekitar 80% koloni Acropora dan 50% koloni dari jenis lainnya dilaporkan telah mati sejak bulan Mei 2010, yaitu awal terjadinya peristiwa ini.  Hal ini berarti tutupan karang di daerah tersebut menurun dari rata-rata 50% menjadi sekitar 10%.  Kerusakan pada terumbu karang ‘upstream’ ini (daerah yang menjadi sumber larva coral dan mensuplainya ke terumbu karang ‘downstream’ dengan bantuan arus) berarti pemulihan karang akan membutuhkan waktu lebih lama daripada sebelumnya.  

Peristiwa mass coral bleaching ini terjadi akibat sejumlah besar air laut yang super panas yang menerjang kawasan Samudera Hindia bagian timur beberapa bulan lalu.  Berdasarkan website Coral Hotspot milik the National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), suhu permukaan laut atau Sea Surface Temperature (SST) di daerah tersebut memuncak pada akhir Mei 2010, dan pada bulan Juli akumulasi tekanan panas-nya bahkan lebih besar dibandingkan tahun 1998.  Suhu air laut saat itu mencapai 34°C, yaitu 4°C lebih tinggi dari suhu rata-rata normalnya.

Bleaching pertama kali terdeteksi di Aceh pada bulan Mei oleh para peneliti ekologi laut dari Wildlife Conservation Society, CoECRS, dan Universitas Syiah Kuala.  Bleaching tersebut terjadi sebagai efek dari meningkatnya suhu permukaan laut di Laut Andaman.  Sekitar 80% dari beberapa spesies dilaporkan mati.  Mereka mengatakan itu adalah salah satu kematian karang terburuk yang pernah tercatat di Aceh.  Mereka yakin bahwa rangkaian peristiwa memanasnya air laut ini disebabkan oleh global warming yang diinduksi oleh manusia. ‘ini bukan hanya tentang suhu yang memanas, tapi menyangkut kehidupan puluhan juta orang, dan berpotensi mengancam stabilitas daerah kami’, lanjut mereka.

Dr. Baird masih belum tahu apakah terumbu karang di Australia juga akan menderita bleaching yang sama tahun ini.  Hal itu hanya akan terjadi seiring datangnya air hangat dari utara pada bulan Januari/Februari 2011.  Sebelumnya, peristiwa terburuk yang pernah menyerang Great Barrier Reef terjadi pada tahun 1998 dan 2002, mempengaruhi lebih dari 40% terumbu karang sepanjang Great Barrier Reef.

        Little Knowledge:
  • Terumbu karang terbentuk dari kalsium karbonat yang disekresikan selama jutaan tahun oleh hewan karang (polip coral).  Reef-building coral bersimbiosis dengan alga zooxanthellae yang hidup di dalam jaringan coral.  Coral menyediakan tempat tinggal yang aman dan mensuplai karbondioksida bagi zooxanthellae, sementara zooxanthellae mensuplai coral dengan nutrisi dari hasil fotosintesisnya.  Coral sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, seperti suhu permukaan laut, salinitas, pH, dan radiasi UV.  Kenaikan suhu permukaan laut misalnya, sebesar 1-2° C diatas suhu rata-rata dapat menyebabkan coral bleachingBleaching sebenarnya tidak hanya terjadi pada coral, namun dapat terjadi pada semua hewan yang bersimbiosis dengan zooxanthellae.   Bleaching adalah hilangnya pigmen fotosintetik akibat eliminasi zooxanthellae dari jaringan coral, yang menyebabkan coral berwarna putih pucat.  Coral dapat pulih dengan merekrut kembali zooxanthellae dari lingkungan ketika kondisi membaik, atau bisa mati jika tetap terekspos kondisi ekstrim dalam jangka waktu yang lama.      
  • Tahun 1998 merupakan tahun yang berat bagi terumbu karang diseluruh dunia, terutama pada perairan tropis.  Pada tahun itu terjadi peristiwa El-nino terkuat yang pernah terjadi selama 50 tahun terakhir.  Peristiwa tersebut menyebabkan kenaikan suhu permukaan laut yang tidak normal dan mengakibatkan coral bleaching terparah yang pernah tercatat, walaupun banyak peneliti memprediksi ada faktor lain selain El-nino yang bertanggung jawab terhadap peristiwa bleaching tersebut.  Lebih dari 16% terumbu karang dunia hilang dalam waktu setahun.  Bahkan beberapa daerah, seperti Singapura dan Andaman Island untuk pertama kalinya dalam sejarah mengalami mass bleaching.  Daerah dengan kondisi bleaching terparah adalah Samudera Pasifik, Samudera Hindia, Laut Merah, Teluk Persian, Mediterania, dan Karibia. 
  • El-nino awalnya adalah istilah untuk arus laut hangat yang muncul setiap tahun pada bulan Desember di sepanjang pantai Ekuador dan Peru, dan biasanya bertahan selama beberapa minggu sampai sebulan atau lebih.  Namun setiap tiga atau tujuh tahun, gejala El-nino dapat bertahan selama beberapa bulan.  El-nino dapat terjadi karena pemanasan di ekuator Samudera Pasifik atau karena pemanasan global (global warming). 


Bleaching di KARIBIA 

Para peneliti yang mempelajari terumbu karang di Karibia juga melaporkan bahwa tahun 2010 merupakan tahun terburuk dengan banyaknya kematian karang di sana.  

Pada tahun 2005, air hangat yang tidak normal mempengaruhi terumbu karang di perairan dangkal dan perairan dalam Karibia, dengan 80% terumbu karang mengalami bleaching dan 40% terumbu karang di bagian timur Karibia mati.  Pada tahun itu, di Virgin Island misalnya, suhu air laut naik 3°C diatas rata-rata normal (pada Agustus-November).  Dan tahun ini, temperature maps mengindikasikan bahwa air laut mengalami durasi panas lebih panjang dibanding tahun 2005 dan menyebar ke area yang lebih luas.  Peta dapat dilihat di http://news.sciencemag.org/sciencenow/assets/2010/10/14/sn-coral2.jpg

Pada periode 2005, daerah yang terpengaruh adalah Lesser Antilles di bagian timur Karibia hingga jauh ke selatan di Guadeloupe.  Tahun ini (2010), bleaching dan suhu panas telah merusakkan terumbu karang di Dutch Antilles, termasuk terumbu karang di Panama dan pulau Curacao dekat Venezuela.  Tercatat, suhu permukaan air laut pada bulan September 2010 naik menjadi 30,2°C, dari suhu rata-rata perbulannya 28,5°C.

Nancy Knowlton, coral biologist dari Smithsonian Tropical Research Institute mengatakan dia belum pernah melihat bleaching seperti itu di Panama.  Nancy dan rekannya Hector Guzman melihat kematian karang besar-besaran di laguna Bocas del Toro, Panama, yang ditutupi oleh lendir, sisa mikroorganisme mati.  “This is not a normal condition on reefs, even bleached reefs”, lanjut Nancy.  Pada tahun 2009, masih ada terumbu yang sehat, namun tahun ini yang ada hanyalah gray ooze (cairan abu-abu).

Kurangnya angin menjadi faktor penghalang bercampurnya air hangat dengan air dingin, sehingga menyebabkan kematian karang.  Guzman mengatakan bahwa di beberapa tempat, air laut seperti di Jacuzzi, kehidupan laut-nya mati, sangat asin, dan oksigen terlarutnya sedikit.  Kerusakan tersebut mempengaruhi hard coral, spons, dan anemon laut.  Guzman menambahkan, kerusakan yang dia lihat ini lebih dramatik dari kerusakan lain yang pernah dia lihat sebelumnya.


      “Masa depan coral sangat kritis. Bahkan jika hari ini tidak ada emisi CO2 yang dihasilkan pun, planet kita masih menyimpan panas yang tertinggal.  Dan itu cukup untuk menyebabkan bleaching pada terumbu karang di seluruh dunia”  - Dr. Donner


Created by: Astrid Kusumaningtyas 

Through editorial adaptation from:
- Douglas, A.E. 2003. Coral bleaching: how and why?.  Marine Pollution Bulletin 46: 385.
- Grimsditch, G.D. & R.V. Salm. 2006. Coral reef resilience and resistance to bleaching.  IUCN.
- Roberts, C.M. Connectivity and management of Caribbean coral reefs. 1997. Science. Vol 278.
- http://www.coralcoe.org.au/news_stories/regionalbleaching.html
- http://www.oceanleadership.org/feed/atom/
- http://news.nationalgeographic.com/news/2006/05/warming-coral.html
- http://www.2010.atmos.uiuc.edu/%28Gl%29/guides/mtr/eln/def.rxml 
- http://www.osdpd.noaa.gov/ml/ocean/cb/hotspots_1998anim.html
- http://www.coralreefs.org/documents/ISRS%20Statement%202%20-%20Coral%20Bleaching%20in%201997-98.pdf 
 

2 comments:

asiatica said...

gw br tau ttg parahnya coral bleaching di Aceh taun ini lho lwt artikel lu cid.. :)

niki said...

nais article, artikel bagus.