Climate change causing ‘dead zone’ to form

Terumbu karang perairan Karimun Jawa

Jakarta, 22 maret 2011


Kata Climate change atau perubahan iklim pasti sudah sangat familiar di telinga kita, terutama karena dampaknya mulai terasa nyata bagi manusia. 
Sebenarnya apa sih  perubahan iklim? 
dan apa hubungannya dengan dead zone?


Pada dasarnya, iklim di bumi senantiasa berubah.  Namun perubahan iklim yang terjadi saat ini tidaklah alami melainkan diinduksi oleh kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan industri. Kegiatan semacam itu menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang secara tidak langsung berdampak pada fluktuasi iklim yang ekstrim. 

shark tale

17.02.11

Well, apakah kalian tahu bahwa sekitar 100 juta ikan hiu di dunia dibunuh tiap
tahunnya?? dan bahwa Indonesia adalah salah satu negara penangkap terbesarnya?  

Spesies hiu sedang berada diambang kepunahan.  No kidding!! yaa..paling tidak, itu yang akan  terjadi jika penangkapan besar2an terus terjadi.  Di beberapa daerah, menurut survey organisasi konservasi hiu, Shark Savers, sekitar 90% populasi spesies hiu telah hilang di habitat alaminya.  Berikut faktor2 yang menyebabkan penurunan populasi hiu di laut:

 
Foto oleh: GoLautBiru

  

The Worst Coral Death Strikes

25.10.10

Kabar buruk kembali dilaporkan mengenai kondisi terumbu karang dunia. Peneliti-peneliti di ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies melaporkan dalam beberapa bulan terakhir ini banyak terumbu karang yang menderita dan mati akibat bleaching di Samudera Hindia hingga Asia Tenggara.  Peristiwa tersebut merupakan kelanjutan bleaching yang terjadi sepanjang Seychelles hingga Sulawesi dan Filipina, termasuk Sri Langka, Burma, Thailand, Malaysia, Singapura, dan berbagai lokasi di barat dan timur Indonesia, bahkan mencapai kawasan Coral Triangle, yang merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di bumi. 

Hiu paus

Dr. Brad Norman presentasi di Kampus Biologi UI

13.10.10

Kamis (071010) lalu, Kampus UI, tepatnya di Departemen Biologi, kedatangan seorang ahli hiu paus (whale shark)  dari Australia, Dr. Brad Norman.  Dr. Brad adalah CEO sebuah organisasi non-provit bernama ECOCEAN yang fokus pada penelitian dan konservasi hiu paus.  Dr. Brad juga merupakan explorer National Geographic.  Kedatangan Dr. Brad ke Indonesia selain untuk penelitian, juga untuk mengkampanyekan konservasi terhadap hiu paus di Indonesia, karena perairan Indonesia termasuk jalur migrasi hiu paus.